SELAMAT DATANG

Total Pageviews

Kereta tercepat di Perancis merayakan hari jadinya

             Kamis (7/4) 2011 lalu Perancis telah merayakan hari jadi yang ke 30 tahun yakni kereta super cepat, TGV. Dalam 3 dekade ini, TGV telah melakukan keistimewaan dalam bertransportasi dengan cepat serta memberikan pelayanan lebih terhadap lebih dari 1,7 miliar penumpang setia penggunanya di jalur kereta yang membentang sejauh 1.900 kilometer. Dahulu, TGV telah memecahkan rekor dengan rute yang ditempuhnya pertama kali pada September 1981 dari Paris menuju Lyon hanya memakan waktu 2 jam saja. Yang lebih hebatnya, TGV sempat diberikan energi listrik oleh stasiun-stasiun nuklir Perancis, karena pada saat itu krisis minyak sedang melanda dinegaranya.


            Kereta peluru yang berkembang pesat ini membuat TGV dijadikan transportasi perjalanan yang sangat terjangkau dan praktis bagi setiap warga negara Perancis. Di tahun mendatang, kota-kota besar di Perancis berencana akan membuat jalur kereta yang dilewati oleh TGV, agar waktu perjalanan semakin mudah dan cepat. Guillaume Pepy, Presiden dari perjalanan SNCF mengatakan bahwa perusahaan SNCF Perancis membuat pasar di Eropa naik hingga 50% dengan adanya kereta berkecepatan tinggi ini. “Ambisi kami adalah juga untuk menjaga kerjasama kami dengan pihak perusahaan Alstom, sehingga TGV di Perancis tetap menjadi idola pertama di peringkat dunia,” katanyanya.


            Perancis pun cukup berani bersaing dan menaklukkan kepada negara-negara maju lainnya dibidang perkeretaapian seperti; Jepang, Jerman dan Cina yang juga menghubungkan jalur antar negara dengan harga yang lebih kompetitif. TGV juga akan berencana akan melakukan perbaikan dan renovasi dibagian ruang kokpit sehingga mereka (masinis) yang mengendalikan bisa digunakan lebih efisien dan mudah dibidangnya.
            Kemeriahan TGV saat merayakan ulang tahun yang ke 30 ini, mendapat penghormatan besar termasuk dari warganya itu sendiri.  Sebanyak 16 kota di Perancis menyambut kereta ini dengan berbagai macam kegiatan yang disambut di masing-masing kota. TGV yang sangat akrab di telinga masyarakat dunia dengan desain body yang aerodinamis, saat ini melakukan perubahan dibagian interior kereta. Dengan suasana seperti di hotel bintang 5, membuat kereta ini semakin megah dan mewah saja.


            Direktur SNCF, Barbara Dailbard mengatakan bahwa tantangan utama dari pihak SNCF adalah untuk mengembangkan hubungan internasional. Kemudian nantinya akan dibangun pula jalur Paris hingga ke Jenewa hanya dengan waktu 3 jam serta selanjutnya menghubungkan jalur Paris ke Barcelona sekitar 5 jam agar lebih dekat jarak menuju Jerman dan London.


            Jepang mempelopori kereta peluru, Cina memiliki jaringan KA terpanjang, tapi untuk Perancis membanggakan rekor dunia untuk transportasi berkecepatan tinggi yang dipegang oleh TGV Alstom dengan kecepatan 574 kilometer perjam pada saat ujicoba. “Ini merupakan masa depan yang sangat menjanjikan bagi perusahaan kami,” ujar Barbara.


Sumber dan foto:
http://www.30anstgv.sncf.com

Asyiknya Berkunjung ke Pabrik Pembuatan Miniatur Kereta Api Indonesia

          Melihat kereta api dalam bentuk mini memang sangat lucu dan unik. Apalagi bisa melihat langsung proses pembuatannya. Dari situlah saya penasaran untuk berkunjung ke sana. Berlokasi di Jalan Cibadak No. 248, Bandung – Jawa Barat inilah saya berkunjung kekediamannya Frans Sukarya atau akrab di sapa Pak Frans ini.

Pesanan konsumen siap antar

          Minggu (24/7) 2011 bersama rekan saya yang membawa anaknya kami pun berangkat dari Purwakarta menggunakan KA Argo Parahyangan pukul 07.19 WIB. Kurang lebih 1 setengah jam perjalanan jarak yang ditempuh untuk tiba di Stasiun Besar Bandung. Setibanya di Bandung, kami pun bergegas menuju kekediaman Pak Frans. Ketika sampai di rumahnya, ketidakberuntungan berpihak pada kami. Kami masih belum bisa menemuinya hingga pukul 1 siang nanti. Praktis kami kembali ke stasiun Bandung menunggu hingga pukul 1 siang. Alasan kami kembali ke stasiun Bandung dikarenakan lebih baik menunggu sambil melihat kereta ketimbang di pusat perbelanjaan atau tempat-tempat hiburan lainnya.
         Tak terasa sudah pukul 13.00 WIB, kami pun kembali kekediaman Pak Frans. Tak sia-sia sudah, ketika kami mendatangi rumahnya, kami langsung bisa menemuinya. Ternyata Pak Frans memang sedang sibuk merakit 6 set rangkaian miniatur KRD Railbus yang akan digunakan untuk peresmian Railbus di kota Solo yang rencanannya akan diresmikan pada tanggal 26 Juli 2011. Kami merasa sedikit tidak enak terhadapnya, karena merasa telah mengganggu dengan kedatangan kami. Namun Pak Frans ternyata menyambut baik kedatangan kami. Secara langsung ia menemui kami untuk berbincang walaupun sesekali Pak Frans meneruskan pekerjaan merakitnya. Maklum, hari Minggu dimana karyawan-karyawannya sedang libur dan yang terlihat hanya Budi yang masih membantu menyelesaikan pesanan model KRD Railbus tersebut.

Pesanan Miniatur KRD Railbus untuk peresmian Railbus di Solo


          Sudah cukup lama Pak Frans menggeluti hobinya sebagai pembuat miniatur kereta api. Kebanyakan miniatur kereta api yang ia buat semuanya kereta api asal Indonesia. Untuk lokomotif saja Pak Frans sudah membuat berbagai bentuk dan seri. Dan juga beragam perusahaan sejak dimulai jaman PJKA hingga jaman PT. KAI yang kita kenal sekarang ini. Sembari berbincang, kami pun diperlihatkan koleksi pribadinya maupun pesanan-pesanan yang sedang dalam proses. Kegaguman saya mulai memuncak ketika melihat Layout jalur KA dengan diorama pegunungan dan perbukitan dan jembatan KA yang mirip seperti aslinya. 








          Selain itu beberapa seri lokomotif Indonesia serta rangkaian kereta dan gerbong sudah ia koleksi. Harganya pun beragam, untuk kereta atau gerbong dari berbagai jenis, ia jual mulai dari Rp 400.000 hingga Rp 800.000, itupun tergantung dari pemesanan yang diinginkan oleh konsumen. Kemudian untuk harga lokomotif sendiri yang ditawarkan mulai dari Rp 500.000 hingga jutaan rupiah.

Salah satu koleksi andalan Pak Frans


          Penjelasan yang disampaikan oleh Pak Frans ini membuat kami ingin memiliki salah satu koleksi dari hasil kerajinan tangannya sendiri. Sontak saya pun membeli salah satu koleksinya. Ya, Kereta Inspeksi RAILONE yang merupakan kereta kedinasan yang mengangkut pegawai-pegawai atau pejabat kereta api jika ingin melakukan perjalanan ke berbagai tempat di Pulau Jawa. Dengan harga Rp 450.000 saya pun sudah memiliki 1 unit Kereta Inspeksi RAILONE dengan detail yang terlihat seperti aselinya hingga ke bagian interior. Namun, tak cukup rasanya jika kereta yang saya pesan tak dilengkapi dengan lightning interior. Jika dipikir-pikir ada betulnya juga. Praktis langsung saja saya ingin menambahkan cahaya lampu pada interior kereta yang saya pesan, walaupun saya mendapatkan kembali barang yang saya pesan tersebut 1 minggu kemudian. Maklum saja, Pak Frans kesehariannya sangat sibuk melayani pemesanan berbagai seri miniatur kereta api. Hm... sudah tak sabar rasanya saya ingin memajang dirumah Kereta Inspeksi RAILONE yang saya pesan dari tangan terampil asal Bandung, Jawa Barat itu.




          Tak mau ketinggalan, anak dari rekan saya yang ternyata pelanggan setia Pak Frans ini pun memesan 1 unit lokomotif CC 203 dan 2 unit kereta Argo Bromo Go Green, namun ia memesan yang menggunakan mesin, agar bisa puas memainkan miniatur tersebut dirumah.

Pak Frans berfoto bersama salah satu pelanggan setianya
(M. Naufal Hafidz)

Pecinta Kereta Api Kawasan Barat Mampir ke Kawasan Timur

          Sabtu (11/6) 2011 lalu bersama rombongan Railfans dari kawasan Tanah Abang, Bintaro, Serpong, Parung Panjang, Rangkas Bitung dan Merak ini mengnjungi stasiun Sasaksaat, Bandung. Dengan ketinggian stasiun +541M dpl serta posisinya yang dikelilingi pegunungan dan perbukitan membuat Stasiun Sasaksaat ini sangat digemari semua kalangan Pecinta Kereta Api di Pulau Jawa dan Sumatra. Keberangkatan diawali dari Stasiun Gambir. Menggunakan Kereta Api Argo Parahyangan memang sangat tepat untuk mengunjungi Stasiun Sasaksaat. Kurang kebih ada 10 orang yang ikut meramaikan perjalanan ke kawasan tersebut. Usia memang bervariasi, mulai dari kalangan pelajar, mahasiswa hingga pekerja. Antusias dan kesenangan tampak terlihat dari wajah mereka. Wajar saja, ada beberapa dari mereka baru pertama kali mengunjungi stasiun yang terkenal eksotik akan pemandangannya dan jalur kereta api yang menarik ini. Perjalanan dimulai ketika mendengar suara siulan PPKA memberikan Semboyan 40 pukul 16.15 WIB pertanda bahwa KA Argo Parahyangan mulai meninggalkan Stasiun Gambir menuju Bandung.

Foto bersama dengan PPKA Stasiun Gambir sebelum keberangkatan menuju Sasaksaat


          Keramaian pun masih terjadi sepanjang perjalanan di Kereta Api Argo Parahyangan kelas bisnis ini. Tertawa, bercanda dan saling bersuka cita memang menyenangkan rasanya bila pergi bersama-sama. Kurang lebih 2 jam perjalanan, kami pun sampai di Stasiun Sasaksaat. Udara dingin yang menyelimuti kawasan Sasaksaat memang sangat sejuk dan cukup dingin. Suasananya yang sepi membuat kami sangat tenang dan merasa relax. Cukup untuk menghilangan kepenatan di Ibukota Jakarta. Ketika sampai di stasiun, kami bergegas untuk meminta ijin kepada PPKA setempat. Setelah meminta ijin, waktu masih belum begitu larut. Kami pun mencoba untuk berjalan-jalan dimalam hari menuju Terowongan Sasaksaat yang terkenal bersejarah. Tak semua rombongan yang ikut ke terowongan itu. Setibanya disana, kami pun bertemu 2 orang petugas JPTw (Penjaga Terowongan). Sempat kami berbincang-bincang sembari menunggu kereta api yang melintas keluar masuk terowongan dimalam hari. Setelah berbincang-bincang kami pun mendengar suara deru dan klakson (Semboyan 35) lokomotif yang melengking dari arah barat menuju terowongan. Sontak kami mencoba untuk memotret dalam kondisi yang sangat gelap. Suara tersebut adalah suara lokomotif yang membawa rangkaian KA Argo Parahyangan dari arah Jakarta menuju Bandung. Hmm... hasilnya memang belum memuaskan, mungkin karena kondisi gelap jadi objek yang ditangkap kamera tidak begitu fokus. Setelah KA Argo Parahyangan melintas, sebelum beranjak menuju stasiun, tak ketinggalan untuk memotret di depan terowongan yang dibangun pada tahun 1902-1903 ini.

          
 Teman-teman Pecinta Kereta Api tiba di Stasiun Sasaksaat



Berfoto di belakang Terowongan Sasaksaat yang bersejarah 



KA Argo Parahyangan dari Jakarta (Gambir)


          Malam semakin larut kami pun sesegera mungkin untuk beristirahat karena kondisi yang cukup lelah mulai terasa di sekujur tubuh. Sekaligus mengumpulkan energi agar besok pagi kondisi bisa prima untuk memotret kereta api.
           Minggu (12/6) 2011 tepat pukul 06.00 WIB udara dingin sangat menusuk ketika kami terbangun dari tidur. Kabut tebal yang menyelimuti stasiun sangatlah terlihat. Ingin mandi pun harus berfikir dua kali. Karena air bersih kami temui di pemandian umum yang dikelilingi persawahan sangat dingin. Namun, beberapa dari mereka nekat untuk membasahi tubuhnya pada kondisi yang sangat dingin. Lokasi pemandian memang tak jauh dari stasiun. Pemandian umum tersebut dialiri oleh air yang sangat jernih dari pancuran yang mengalir dari mata air pegunungan. Saya pun ingin merasakan kesegaran air tersebut. Setelah semua mandi, kami pun bergegas untuk sarapan pagi di warung yang berada di depan stasiun Sasaksaat dan di dalam ruang tunggu stasiun.

Membersihkan diri di Pemandian Umum

          Pukul 08.00 WIB kita menuju ke lokasi pemotretan yang eksotis, yaitu jembatan Cikubang yang terkanal memliki panjang kurang lebih 400 meter dan kedalaman kurang lebih 50 meter. Ya, jembatan kereta api aktif ini memang terkenal sangat panjang. Ada 16 shelter yang berada di kanan dan kiri jembatan. Shelter tersebut berguna untuk petugas JPJ (Juru Penilik Jalan) yang tugasnya memeriksa kondisi jalur KA sepanjang jembatan. Selama 2 jam kami memotret KA yang melintas di jembatan tersebut. Mencari tempat untuk memotret memang sudah dipikirkan oleh teman-teman Railfan ini. Ada yang diatas bukit, disamping jembatan dan ada juga yang berada di semak belukar karena mereka sudah mengetahui spot yang cocok untuk mengabadikan Ular Besi menyebrangi jembatan. Selain Jembatan Cikubang ada juga Jembatan Cirangrang. Jembatan ini cukup dekat dengan Jembatan Cikubang, yang panjang kurang lebih 100-200 meter. Namun ketinggian tak lebih dari 50 meter.

KA Argo Parahyangan (Bandung - Jakarta) melintas Jembatan Cikubang


 KA Lokal (Cibatu - Purwakarta) melintas Jembatan Cikubang


Rangkaian KA Barang Petikemas (Kontainer) melintas Jembatan Cirangrang


Foto bersama didekat Jembatan Cikubang


          Setelah asyik dan puas memotret kereta api melintas di Jembatan Cirangrang dan Cikubang, kami pun bergegas kembali ke stasiun. Cukup lelah memang, karena kondisi pada waktu itu sangat cerah dan agak panas. Bergegas kami mencari minuman segar jika melihat warung. Tak sengaja kami pun melihat warung yang berjualan es kelapa muda. Apalagi posisi warung dekat dengan Jembatan KA Cirangrang. Sambil kami meminum es kelapa, kami pun bisa melihat kokoh dan indahnya pemandangan Jembatan KA Cirangrang.

Lelah pun terobati dengan meminum es kelapa muda dengan latar belakang Jembatan KA Cirangrang


          Tak terasa hari menjelang siang. Kami pun bergegas untuk pulang ke Jakarta. Berat hati rasanya meninggalkan stasiun yang terkenal keindahan panorama pemandangannya ini. Tapi apa daya, aktifitas masing-masing membuat mereka wajib untuk melaksanakannya. Sebelum perpisahan mereka tak lupa untuk berfoto bersama Kepala Stasiun dan PPKA yang kebetulan ikut meramaikan suasana.

 Foto bersama dengan Kepala Stasiun Sasaksaat (Pak Ardi) yang kebetulan hadir di hari Minggu



Foto bersama dengan PPKA Stasiun Sasaksaat (Pak Eman)

BLB (Berhenti Luar Biasa) di Stasiun Sasaksaat karena membawa rombongan 10 orang



          Pukul 12.20 KA Argo Parahyangan memasuki Stasiun Sasaksaat. Beregas kami segera naik dan pulang ke Jakarta. Pukul 15.18 kami tiba di Jakarta (Stasiun Gambir). Sebelum pulang kerumahnya masing-masing, tak lupa kami berfoto bersama kembali dengan memamerkan Tiket KA Pasepartu yang dibeli dari Stasiun Sasaksaat.

Sebelum pulang kerumah, foto bersama dulu

Si Ular Bercorak Hijau Meninggalkan Jakarta

          Rabu (20/7) 2011 tepat pukul 06.00 WIB saya sudah standby di Stasiun Depok Baru menuju Stasiun Manggarai. Dengan kedatangan KRL TM-05 masuk Stasiun Depok Baru bersama Adam Faridl dan Armi Farhana saya pun bergegas naik. Dengan rute Depok~Jakarta Kota, KRL ini sudah dipenuhi oleh masyarakat yang akan melakukan aktifitas di Ibukota Jakarta. Kurang lebih setengah jam saya pun tiba di stasiun Manggarai.  Ketika turun saya pun bergegas menghampiri KA Argo Bromo "Go Green" yang masih terparkir rapih di jalur simpan Stasiun Manggarai. Dengan pantulan cahaya mentari yang cukup cerah pagi itu, membuat KA ini terlihat lebih gagah, bersih dengan baju barunya yang mencolok berwarna putih dengan corak daun berwarna hijau.
          Kamera yang saya bawa pun harus segera saya keluarkan dan mengabadikan moment KA Argo Bromo "Go Green" yang terparkir. Dengan bantuan cahaya matahari, membuat hasil foto yang saya potret sangat terlihat bagus dan jernih. Beberapa petugas pembersih kereta, sedang asyik membersihkan di setiap unit badan kereta.
Dua orang petugas cleaning service melakukan pembersihan pada body kereta makan

          Ketika asyik memotret saya pun bertemu salah seorang Railfan yang akrab disapa Rizal ini kebetulan bekerja sebagai staff di PT. KCJ bertemu dengan kami. Ternyata ia pun juga mengetahui seluk beluk KA Argo Bromo "Go Green" tersebut. Hmm.... ilmu baru yang saya dapatkan kembali datang darinya. Setelah berbincang-bincang banyak, tak puas hanya melihat dari luar, kami pun bergegas masuk kembali ke interior KA Argo Bromo "Go Green" tersebut hingga proses pelangsiran. Tak lama waktu berselang, KA Argo Bromo "Go Green" telah disambung dengan lokomotif bernomor seri CC 204 11 05 milik Dipo Induk SDT (Sidotopo). Proses langsir dimulai pukul 08.12 WIB dari jalur simpan menuju jalur 7 Stasiun Manggarai. Kami pun bergegas turun dari rangkaian menuju spot yang sudah kami tuju.
          Tepat pukul 08.32 WIB suara seruling lokomotif (Semboyan 35) terdengar panjang dari arah Stasiun Manggarai hingga tikungan sinyal masuk jalur Jatinegara~Manggarai yang kami tunggu dengan sabar. Dengan sigap kamera kami sudah mulai membidik untuk menangkap datangnya sang Ular Besi berwarna putih dengan corak daun berwarna hijau yang akan menghampiri kami berempat. Terlihat sudah sang Ular datang menikung dengan keempat matanya yang menyala dengan terang, seperti mengisyaratkan bahwa "tak akan ada yang bisa menghalangi jalurnya". Jepretan kamera terdengar sudah ketika dibidik. Setelah KA tersebut melintas sesegera mungkin melihat hasilnya masing-masing. Ternyata cukup memuaskan juga dengan cahaya dan cuaca yang sangat mendukung, meskipun tak peduli dengan backgorund jalur KA yang tak begitu bagus untuk diabadikan.

Proses pelangsiran Kereta Api Argo Bromo "Go Green" di Stasiun Manggarai

SELAMAT DATANG Argo Bromo Anggrek "GO GREEN" di Daop 1 Jakarta

      Selasa (19/7) 2011 tepat pukul 16.30 WIB adalah saat-saat yang menentukan bagi para Railfans untuk melihat dan mengabadikan moment yang mungkin dilihatnya pertama kali. Ya, dengan datangnya Kereta Api Argo Bromo Anggrek "Go Green" memasuki kawasan Daop 1 Jakarta membuat gempar para Railfans Indonesia (Jabodetabek). Tak tanggung-tanggung, mereka yang berdatangan baik dari Bekasi, Jakarta Kota, Tangerang, Serpong dan Bogor ini rela dari siang hanya untuk menunggu datangnya si Go Green ini. Tak heran, informasi mereka sangat Up to date. Wajar saja banyak rekan-rekan yang saling menginformasikan keberadaan KA tersebut melalui telepon, SMS (Short Message Service) bahkan Facebook. Tak ayal, mereka langsung menyerbu kawasan Manggarai dan menunggu dengan setia KA favorit mereka.

Berkumpul dengan sesama Railfans sembari menunggu kedatangan KA Argo Bromo Anggrek "Go Green"


       Pukul 17.10 WIB, antusiasme terlihat di depan mata mereka, ketika KA bertubuh garis hijau dan mempunyai logo daun bertuliskan Go Green ini memasuki jalur 1 Stasiun Manggarai. Ini membuat mereka harus mengeluarkan kamera, memotret hingga menghabiskan memori kartu kameranya hanya dengan memotret si Ular Hijau. Suara deru lokomotif membawa 10 unit kereta berbadan lebar dengan bogie tipe K9 ini menggesek rel baja dengan kencangnya mengarah ke Stasiun Gambir. Tak hanya itu, ketika meliuk memasuki Stasiun Manggarai, sang lokomotif pun membalas dengan suara seruling yang melengking (Semboyan 35). Entah karena awalnya Railfans menyambut dengan melambaikan tangan atau di area stasiun Manggarai banyak penumpang yang menyebrang jalur 3 Stasiun Manggarai. Namun, Railfans tak peduli akan hal itu. Mereka sudah sangat puas mengabadikan moment KA Argo Bromo Anggrek "Go Green" melintas di Daop 1 Jakarta.

KA Argo Bromo Anggrek Go Green dari Surabaya menuju Gambir

          Senja pun menjelang, namun segerombolan Railfans tak mau berhenti begitu saja. Mereka pun tahu bahwa KA yang mereka idamkan akan kembali ke Stasiun Manggarai dari arah Gambir. Dengan setianya mereka pun tetap menunggu hingga datangnya KA tersebut. Padahal hari sudah mulai gelap. Pukul 18.05 KA yang mereka tunggu pun datang dari arah Gambir masuk ke Stasiun Manggarai. Jalur 7 adalah dimana jalur KA Argo Bromo Anggrek Go Green melintas.

KA Argo Bromo Anggrek Go Green memasuki stasiun Manggarai

          Ketika memasuki jalur 7 Stasiun Manggarai untuk dipindahkan ke jalur simpan (Jalur 8), beberapa Railfans mencoba untuk memasuki interior KA Argo Bromo Anggrek Go Green, untuk merasakan bagaimana suasana baru interior KA Argo Bromo Anggrek Go Green tersebut.

 Foto bersama didalam interior KA Argo Bromo Anggrek "Go Green"
(Kiri ke kanan: Farhan, Armi Farhana, Adam Faridl, Dimas Faiz Wardhana, Inoue Yukihiko (Japanese Railfan))


Interior KA Argo Bromo Anggrek "Go Green"
           
       Ada kabar bahwa KA tersebut akan kembali ke Surabaya (20/7) berangkat pada pagi hari dari Jakarta (Gambir). Memang KA ini sementara hanya untuk uji coba lintasan, setelah selesai uji coba rencana KA ini akan digunakan untuk angkutan lebaran dan seterusnya akan digunakan untuk angkutan penumpang yang akan bepergian baik dengan tujuan Surabaya maupun Jakarta. 

Menginap di jalur simpan Stasiun Manggarai       

Logo yang melambangkan moda transportasi yang ramah lingkungan

         Dengan puasnya Railfans pun mulai memisahkan diri untuk pulang kerumahnya masing-masing. Keceriaan tampak disetiap wajah mereka, karena sudah mengantongi foto demi foto yang mereka potret di memori kamera mereka. Mengharap, sudah pasti. Suatu saat mereka ingin sekali mencoba KA Argo Bromo Anggrek Go Green ini karena ingin merasakan kenyamananya selama diperjalanan hingga sampai di tempat tujuan.

SEMUA FOTO-FOTO KERETA API, BISA DILIHAT DI WEBSITE FLICKR BERIKUT INI

Kedatangan Argo Bromo Anggrek Go Green Gemparkan RAILFANS Jawa dan Sumatera

Selasa (19/07) 2011 mulai pukul 9 pagi, saya membuka Internet situs Jaringan Sosial atau akrab dikenal dengan Facebook. Seluruh Facebook yang menamakan dirinya Railfans, memberi informasi tentang keberadaan Kereta Api yang selesai di perbaiki dari Industru Kereta Api (INKA) Madiun. Mereka satu sama lain memberikan informasi melalui statusnya masing-masing hanya untuk memberitahukan keberadaan atau posisi dari Kereta Api tersebut. Kereta api yang mereka maksud ialah Kereta Api Eksekutif Argo Bromo Anggrek "Go Green". Kata "Go Green" yang saya petik dari situs resmi PT. KAI melambangkan bahwa moda transportasi kereta api adalah moda yang ramah lingkungan. Serta memiliki keunggulan dalam irit menggunakan bahan bakas migas (BBM). Dari perlambangan ini juga, menunjukkan bukti sebuah komitmen dari PT. KAI yang akan terus berusaha menjaga kelestarian lingkungan alam demi kebaikan bersama.
Sore nanti para pecinta kereta api khususnya yang berdomisili di Jabodetabek siap menyambut kedatangan KA yang terkenal baru dan keren ini dengan cara mengabadikan lewat foto-foto mereka. Tak tanggung-tanggung ada beberapa Railfans yang masih berstatus pelajar, sepulang sekolah tidak langsung pulang kerumah melainkan pergi ke Stasiun Manggarai, Gambir, Jatinegara bahkan Bekasi hanya untuk mendapatkan moment si Ular Besi bertubuh hijau ini melintas.

KA Argo Bromo Anggrek Go Green ini rencana akan digunakan untuk mengganti rangkaian Argo Bromo Anggrek tipe lama agar keamanan dan kenyamanan dapat dirasakan oleh masyarakat pengguna setia kereta api lintas Jakarta (Gambir) hingga ke Surabaya, pp.