SELAMAT DATANG

Total Pageviews

Rute Baru KRL Jabodetabek (Loopline) berlaku per 5 Desember 2011

    Pengoperasian rute baru KRL mulai diberlakukan pada 5 Desember 2011 mendatang. Rute baru yang diterapkan oleh PT. KAI Commuter Jabodetabek tersebut memiliki 6 rute perjalanan baru, diantaranya: 
1. Rute Merah: Bogor/Depok-Manggarai-Jakarta Kota (pp),
2. Rute Orange: Bogor/Depok-Tanah Abang-Pasar Senen-Jatinegara (pp),
3. Rute Biru: Bekasi-Jatinegara-Manggarai-Jakarta Kota (pp),
4. Rute Hijau: Parung Panjang-Serpong-Tanah Abang (pp),
5. Rute Coklat: Tangerang-Duri (pp), dan
6. Rute Pink (merah hati): Jakarta Kota-Kampung Bandan-Tanjung Priok (pp).


Peta Rute KRL Commuter Jabodetabek



    Dengan perubahan rute ini, jumlah perjalanan KRL akan bertambah dari 467 perjalanan perhari menjadi 531 perjalanan perharinya. Dan diharapkan akan ada penambahan penumpang sekitar 10 persen dari sebelumnya. Tidak hanya rute saja, PT KAI Commuter Jabodetabek juga akan menambah jumlah armada KRL. Sebanyak 100 unit KRL dari Jepang sudah disiapkan untuk melengkapi kebutuhan saat penambahan rute kereta.


Proses pemindahan KRL (seri TM 6000) di Stasiun Pasoso, Tanjung Priok, Jakarta Utara



Uji coba (test run) KRL seri 203 lintas Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat


    Untuk permasalahan harga tarif KRL, pihak PT. KAI Commuter Jabodetabek tidak ada perubahan tarif KRL Jabodetabek tersebut. Dengan perubahan rute ini diharapkan akan makin banyak penumpang yang terangkut, serta untuk menyederhanakan pola operasi, dan mengurangi overlapping antar rute kereta. Selain itu, dengan adanya rute baru baru KRL Commuter Jabodetabek, perubahan jadwal KRL pun diberlakukan.      


KRL TM 7000 melintas dijalur Serpong ~ Parungpanjang



KRL TM 05 melintas dijalur Bekasi

Jembatan Cisauk menjadi ajang perkumpulan “Railfans Kulon Railways”

Dalam rangka liburan Hari Raya Idhul Adha, Sabtu (11/05) pecinta kereta api yang berdomisili di wilayah Bintaro, Serpong hingga Parung Panjang ini berkumpul di kawasan Cisadane, Serpong, Tangerang. Pecinta Kereta Api dari wilayah barat yang menamai diri mereka Railfans Kulon Railways menghabiskan weekend-nya untuk berkumpul sambil memotret kereta api yang melewati Jembatan Cisauk yang selesai dibangun ini. Sebanyak 24 orang yang hadir dalam ajang perkumpulan ini.

Railfans berkumpul dan berfoto di Jembatan Cisauk baru, Serpong, Tangerang.

Mereka berkumpul mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB ini mereka manfaatkan untuk memotret kereta api yang melintas. Namanya juga wilayah barat, sebagian besar kereta api yang melintas adalah kelas ekonomi atau dengan sebutan “kereta rakyat”. Beruntung pada waktu itu, Railfan sempat mendapatkan moment kereta angkutan batu ballas (kricak) yang melewati wilayah tersebut. Sontak, masing-masing kamera yang mereka bawa siap untuk membidik si ular besi pembawa batu ballas tersebut.


Gerbong angkutan batu ballas


Dengan adanya jembatan baru Sungai Cisadane ini memudahkan mereka untuk memotret kereta tanpa harus kebingungan untuk mencari spot fotografi. Namun, juga sedikit kecewa karena kabar mengatakan bahwa jembatan Cisauk lama dengan nomor BH 125 ini akan dihilangkan, atau lain kata tidak ada bekas yang bisa dilihat lagi, baik rel maupun pondasi besi baja dari jaman Belanda ini. Sebagian besar dari mereka, jembatan Cisadane lama berharap tidak dibongkar atau dihilangkan, karena itu merupakan aset yang sangat berharga diperkeretaapian Indonesia. Jembatan yang satu-satunya dengan kontruksi dinding rangka lalu lintas atas ini merupakan bangunan jembatan yang hanya satu dimiliki wilayah Daerah Operasi 1 Jakarta. Oleh karena itu betapa pentingnya jembatan yang dibangun sejak jaman Staatspoorwegen ini, masih bisa dilihat hingga sekarang dan mendatang sebagai aset perkeretaapian.
Selain dari tim Railfans Kulon Railways, turut hadir pula Railfans yang datang dari wilayah lain, seperti Jakarta, Tangerang, Bekasi dan Depok. Mereka berkumpul selain untuk hunting foto kereta api dimaksudkan juga untuk mempererat tali silaturahmi antar Railfans. Berharap dengan berkumpul secara positif seperti ini, persahabatan antar sesama Pecinta Kereta Api seluruh Indonesia bisa terjalin hingga kedepan dan bisa membentuk suatu kegiatan besar untuk Kereta Api Indonesia yang dapat dihargai secara positif oleh petinggi-petinggi perkeretaapian Indonesia.

Jembatan Cisauk Baru tahap pembangunan

 KA Langsam dengan lokomotif CC 201 77 (89 05) Logo Baru PT. KAI

KA Rangkas Jaya melewati Jembatan Cisauk baru dari arah Rangkasbitung menuju Tanahabang

Berikut nama-nama yang turut hadir berkumpul di kawasan Cisadane, Serpong, Tangerang:

BOGOR:
Egi Mardani (Egi Mardani)

TANGERANG:
Azhar Rizteki (Azhar Rizteki Jabbar)

JAKARTA:
Panto Nugroseno (Panto Nugroseno)

DEPOK:
Aga Illustrisimo N. (Aga Illustrisimo N)
Azhar Muhammad Nauval (Azhar Muhammad Nauval)
Sendy Prasetya (Argo Breinnozomi Sendy Lawu)

SERPONG:
Riza Nuryawan (Riza Railfans Kulon Railways)
Miftah Farid (Miftah Railfans)
Adhim Naridho W. (Adhim Naridho W)

BINTARO:
Annafi Papandayan (Annafi Papandayan)
Irfan Surya Saputra (Irfan Surya Saputra)
Sinatria Nur M. (Shiena Kulon Railways Juragan Galon)
M. Hafizt Nugroho (Hafiz Nugroho Sepur Seruntulan)
M. Nurdiansyah (Kaka Bogowonto Railfans)


PARUNG PANJANG:
Rio Krisna W.
Putri Mulyani
Ajie Kurnia Pangestu (Kurnia Pangestu)
Achmad Arliansyah (Achmad Arliansyah)
Eka Wulandari (Ekha Dizaztrun Dhibav)
Hanif Faiz Hidayat (Hanif Kobong Argo Rangkasjaya)
Delia Dwi Purnamasari (Delia'Dwi Decelia Railfans)
Edo Prasetyo (Doghool Railfans Sastrowihardjo Railfans Parung Panjang)
A. Ihwan F. (Ihwan Nax's Raillfans)

Kereta Super Cepat Banggakan Rakyat di Cina


          CRH380A merupakan kereta peluru listrik yang dirancang oleh Locomotive & Rolling Stock Corporation Limited (CSR) di Cina bagian selatan dan juga diproduksi oleh CSR Qing Dao – Si Fang Locomotive & Rolling Stock Co., Ltd. Sebuah kelanjutan dari program CRH2-350 dengan perkembangan Cina untuk meningkatkan kecepatan tertinggi. CRH380A dirancang untuk dapat beroperasi menjelajah dengan kecepatan 350 km/j (217 mil per jam) hingga maksimal 380 km per jam dalam layanan komersial. Dengan 8 unit, kereta ini mencatat rekor kecepatan tertinggi 416,6 km per jam (258,9 mil per jam) pada uji coba dari Stasiun Xu Zhou, Cina bagian timur Provinsi Jiang Su pada 3 Desember 2010 lalu.


            CRH380A merupakan salah satu dari empat seri kereta peluru tercepat di Cina yang telah dirancang untuk operasi baru dengan kecepatan 380 km per jam yang membangun jalur utama untuk kereta berkecepatan tinggi. Selain CRH380A, tiga seri lainnya yaitu CRH380B, CRH380C dan CRH380D. Untuk CRH380B telah dikembangkan oleh Locomotive and Rolling Stock Industry (Group) Corporation (CNR) di bagian utara Cina bekerjasama dengan Siemens dan di produksi oleh Sarana Kereta Api di Tangshan dan Chang Chun. Untuk CRH380C didasarkan pada CRH380B tersebut adalah penggabungan hidung yang di desain ulang dan peralatan listrik dari Hitachi. Kemudian CRH380D adalah Bombardier Zefiro 380 yang merupakan desain khusus untuk China Railway, yang akan di produksi oleh Bombardier Sifang (Qingdao) Transportation Ltd.


        Perkembangan dimulai pada awal tahun 2008, selama prosedur penelitian CRH2-300 (selanjutnya CRH2C), CSR yang dilakukan lebih dari 1000 tes teknisi meliputi 17 area tertentu seperti kinerja yang dinamis, sistem pantograf yang mutakhir, hidung aerodinamis dan juga kinerja traksi itu sendiri. CSR menemukan teknologi untuk meningkatkan kecepatan yang maksimum. Hasil temuan penelitian ini dimasukkan ke dalam desain untuk melatih generasi baru kereta berkecepatan tinggi.
         Pada tanggal 26 Februari 2008, Departemen Ilmu Pengetahuan dan juga Departemen Perkeretaapian di Cina menandatangani Perjanjian Inovasi Bersama dan Independen Kereta Berkecepatan Tinggi di Cina, CRH2-350 adalah salah satu proyek yang paling penting, tujuannya adalah untuk mengembangkan Cina dirancang pada generasi baru perkeretaapian berkecepatan tinggi secara berkelanjutan menjadi 350 km per jam (217 mil per jam) dan kecepatan operasi maksimum hingga 380 km per jam (236 mil per jam). Generasi baru ini diharapkan akan digunakan pada jalur kereta api kecepatan tinggi di lintas Beijing-Shanghai. Teknologi Nasional pun mendukung sepenuhnya dengan program perkembangan kereta berkecepatan tinggi di Cina ini.
               Pada September 2009, Departemen Kereta Api (The Ministry of Railways=MOR) kepada Cina memerintahkan memesan kurang lebih 40 unit kereta berkecepatan tinggi dari CSR Si Fang Locomotive & Rolling Stock senilai US$ 6.64 milyar.




Uji Coba

            Uji Coa dilakukan di jalur Shanghai-Hang Zhou (yang dikenal juga sebagai jalur kereta api berkecapatan tinggi Hu Hang). Kereta dengan nomor seri CRH380A-6001 ini mencapai kecepatan maksimum 416,6 km per jam (258,9 mil per jam). Set pertama yaitu CRH380AL, dengan nomor seri CRH380A-6041L, meluncur pada Bulan Oktober 2010. Pada 8 November 2010, 16 unit kereta di kirim di jalur lingkar Beijing untuk percobaan lintasan. Pada 20 November 2010, kereta tersebut dikirim ke jalur kereta berkecepatan tinggi di Beijing-Shanghai untuk uji coba. Pada 26 November 2010 dengan kecepatan 380 km per jam (236 mil per jam) uji coba di jalur Beijing-Shanghai yang diluncurkan di bagian kota Zao Zhuang-Beng Bu. Rangkaian kereta dengan nomor seri CRH380A-6041L ini mencapai kecepatan maksimum yaitu 486.1 km per jam (302.0 mil per jam) pada 3 Desember 2010. Selama pengujian dilintasan, perjalanan ditempuh sejauh 220 km (137 mil) dengan waktu 34 menit dengan kecepatan rata-rata 388 km per jam (241 mil per jam).



Pelayanan

            Sejak 30 September 2010, CRH380A telah melayani rute Shanghai-Nanjing. Pada tanggal 26 Oktober 2010, CRH380A mulai melayani perjalanan reguler di jalur Shanghai-Hangzhou dan Shanghai-Nanjing. Kecepatan maksimum opersional mencapai 355 km per jam (221 mil per jam) dan selalu dibatasi oleh sistem kontrol yang terkomputerisasi. Waktu tempuh antara Shanghai dan Hangzhou akan berkurang dari 1 jam 18 menit menjadi 45 menit, serta perjalanan waktu antara Nanjing dan Hangzhou dikurangi dari 3 jam 19 menit menjadi 2 jam 48 menit.








Sumber dan foto: www.news.cn
                             www.whatsonxiamen.com
                             en.wikipedia.org

Pesona Jembatan Kereta Api di Priangan Barat

     Jalur kereta api dikawasan Bandung khususnya Priangan Barat memang sangat identik dengan pemandangannya yang eksotik. Pegunungan, terowongan dan jembatan. Bagi penggemar kereta api pemandangan Priangan Barat merupakan tempat paling favorit semua kalangan penikmat fotografi kereta api. Jembatan yang terkenal paling banyak, tinggi dan cukup panjang ini bisa kita lihat dan rasakan ketika naik kereta api lintas Padalarang – Cilame hingga Sasaksaat. Terhitung ada 22 jembatan yang membentang, menghubungkan jalur kereta api yang menyebrangi bukit ataupun pegunungan.

KA Argo Parahyangan melintas jembatan Cimeta dan Cirengge 


 KA Argo Parahyangan melewati Jembatan Cibodas


Padalarang – Cilame

           Petak antara Padalarang hingga Cilame terhitung ada 10 macam jembatan yang membentang. Masing-masing jembatan memiliki ciri khas ketinggian serta panjang jembatan yang berbeda tentunya. Ada sebuah jembatan yang cukup panjang dan terkenal di petak ini. Ya, Jembatan Cibisoro. Sekilas jembatan ini mirip dengan jembatan KA Cikubang (petak Cilame - Sasaksaat). Namun, panjang jembatan ini memang tak sepanjang Jembatan Cikubang. Hanya saja, panorama yang disuguhkan ketika melewati jembatan ini cukup memikat perhatian bagi penumpang kereta api. Berikut nama-nama jembatan yang membentang, petak Padalarang hingga Cilame:

1. Cirengge 
2. Cimeta
3. Gandasoli
4. Cibodas
5. Cikadongdong
6. Cibisoro
7. Tarengtong
8.  Sinapeul
9. Ciroyom
10. Cikurutug

   
 KA Argo Parahyangan melewati Jembatan Cibisoro


Cilame – Sasaksaat
             
             Petak inilah yang paling banyak jembatannya diantara jalur KA lainnya di Pulau Jawa. Terhitung 12 jembatan yang membentang di jalur ini. Masing-masing jembatan memiliki panjang, tinggi dan pondasi yang berbeda-beda. Jalur ini pun mempunyai keunikan tersendiri. Jika dilihat dari atas, jalur petak Cilame – Sasaksaat membentuk kurva huruf “U”. Dan dibagian lengkungan bawah terdapat jembatan yang cukup akan ketinggiannya. Selain itu, mendekati Stasiun Sasaksaat, kita bisa melihat jembatan KA yang sangat terkenal bagi pecinta kereta api. Ya, Jembatan Cikubang. Jembatan yang dibangun pada tahun 1902 ini mempunyai keisitimewaan tersendiri. Dengan panjang sekitar 400 meter dan tinggi sekitar 50 meter membuat daya tarik bagi penumpang KA yang melintas jembatan ini merasa kagum akan kekokohannya. Berikut nama-nama jembatan yang membentang di petak jalur Cilame hingga Sasaksaat:

Pecinta Kereta Api sedang mengabadikan momen memotret Jembatan KA Legok Garing 


  1. Cilame
  2. Taneuh Beureum
  3. Panglaksaan
  4. Legok Garing
  5. Cipada
  6. Citeureup
  7. Lebak Leungsir
  8. Cimenteng
  9. Batu Karut
  10. Cikubang
  11. Cirangrang
  12. Sasaksaat
KA Harina Pagi melintas di Jembatan Legok Garing

Jembatan Cipada yang merupakan jalur lengkung kurva "U" petak Cilame-Sasaksaat

KA Lokal Cibatu-Purwakarta melintas di Jembatan Cikubang yang merupakan jembatan KA terpanjang di Pulau Jawa

Kereta tercepat di Perancis merayakan hari jadinya

             Kamis (7/4) 2011 lalu Perancis telah merayakan hari jadi yang ke 30 tahun yakni kereta super cepat, TGV. Dalam 3 dekade ini, TGV telah melakukan keistimewaan dalam bertransportasi dengan cepat serta memberikan pelayanan lebih terhadap lebih dari 1,7 miliar penumpang setia penggunanya di jalur kereta yang membentang sejauh 1.900 kilometer. Dahulu, TGV telah memecahkan rekor dengan rute yang ditempuhnya pertama kali pada September 1981 dari Paris menuju Lyon hanya memakan waktu 2 jam saja. Yang lebih hebatnya, TGV sempat diberikan energi listrik oleh stasiun-stasiun nuklir Perancis, karena pada saat itu krisis minyak sedang melanda dinegaranya.


            Kereta peluru yang berkembang pesat ini membuat TGV dijadikan transportasi perjalanan yang sangat terjangkau dan praktis bagi setiap warga negara Perancis. Di tahun mendatang, kota-kota besar di Perancis berencana akan membuat jalur kereta yang dilewati oleh TGV, agar waktu perjalanan semakin mudah dan cepat. Guillaume Pepy, Presiden dari perjalanan SNCF mengatakan bahwa perusahaan SNCF Perancis membuat pasar di Eropa naik hingga 50% dengan adanya kereta berkecepatan tinggi ini. “Ambisi kami adalah juga untuk menjaga kerjasama kami dengan pihak perusahaan Alstom, sehingga TGV di Perancis tetap menjadi idola pertama di peringkat dunia,” katanyanya.


            Perancis pun cukup berani bersaing dan menaklukkan kepada negara-negara maju lainnya dibidang perkeretaapian seperti; Jepang, Jerman dan Cina yang juga menghubungkan jalur antar negara dengan harga yang lebih kompetitif. TGV juga akan berencana akan melakukan perbaikan dan renovasi dibagian ruang kokpit sehingga mereka (masinis) yang mengendalikan bisa digunakan lebih efisien dan mudah dibidangnya.
            Kemeriahan TGV saat merayakan ulang tahun yang ke 30 ini, mendapat penghormatan besar termasuk dari warganya itu sendiri.  Sebanyak 16 kota di Perancis menyambut kereta ini dengan berbagai macam kegiatan yang disambut di masing-masing kota. TGV yang sangat akrab di telinga masyarakat dunia dengan desain body yang aerodinamis, saat ini melakukan perubahan dibagian interior kereta. Dengan suasana seperti di hotel bintang 5, membuat kereta ini semakin megah dan mewah saja.


            Direktur SNCF, Barbara Dailbard mengatakan bahwa tantangan utama dari pihak SNCF adalah untuk mengembangkan hubungan internasional. Kemudian nantinya akan dibangun pula jalur Paris hingga ke Jenewa hanya dengan waktu 3 jam serta selanjutnya menghubungkan jalur Paris ke Barcelona sekitar 5 jam agar lebih dekat jarak menuju Jerman dan London.


            Jepang mempelopori kereta peluru, Cina memiliki jaringan KA terpanjang, tapi untuk Perancis membanggakan rekor dunia untuk transportasi berkecepatan tinggi yang dipegang oleh TGV Alstom dengan kecepatan 574 kilometer perjam pada saat ujicoba. “Ini merupakan masa depan yang sangat menjanjikan bagi perusahaan kami,” ujar Barbara.


Sumber dan foto:
http://www.30anstgv.sncf.com

Asyiknya Berkunjung ke Pabrik Pembuatan Miniatur Kereta Api Indonesia

          Melihat kereta api dalam bentuk mini memang sangat lucu dan unik. Apalagi bisa melihat langsung proses pembuatannya. Dari situlah saya penasaran untuk berkunjung ke sana. Berlokasi di Jalan Cibadak No. 248, Bandung – Jawa Barat inilah saya berkunjung kekediamannya Frans Sukarya atau akrab di sapa Pak Frans ini.

Pesanan konsumen siap antar

          Minggu (24/7) 2011 bersama rekan saya yang membawa anaknya kami pun berangkat dari Purwakarta menggunakan KA Argo Parahyangan pukul 07.19 WIB. Kurang lebih 1 setengah jam perjalanan jarak yang ditempuh untuk tiba di Stasiun Besar Bandung. Setibanya di Bandung, kami pun bergegas menuju kekediaman Pak Frans. Ketika sampai di rumahnya, ketidakberuntungan berpihak pada kami. Kami masih belum bisa menemuinya hingga pukul 1 siang nanti. Praktis kami kembali ke stasiun Bandung menunggu hingga pukul 1 siang. Alasan kami kembali ke stasiun Bandung dikarenakan lebih baik menunggu sambil melihat kereta ketimbang di pusat perbelanjaan atau tempat-tempat hiburan lainnya.
         Tak terasa sudah pukul 13.00 WIB, kami pun kembali kekediaman Pak Frans. Tak sia-sia sudah, ketika kami mendatangi rumahnya, kami langsung bisa menemuinya. Ternyata Pak Frans memang sedang sibuk merakit 6 set rangkaian miniatur KRD Railbus yang akan digunakan untuk peresmian Railbus di kota Solo yang rencanannya akan diresmikan pada tanggal 26 Juli 2011. Kami merasa sedikit tidak enak terhadapnya, karena merasa telah mengganggu dengan kedatangan kami. Namun Pak Frans ternyata menyambut baik kedatangan kami. Secara langsung ia menemui kami untuk berbincang walaupun sesekali Pak Frans meneruskan pekerjaan merakitnya. Maklum, hari Minggu dimana karyawan-karyawannya sedang libur dan yang terlihat hanya Budi yang masih membantu menyelesaikan pesanan model KRD Railbus tersebut.

Pesanan Miniatur KRD Railbus untuk peresmian Railbus di Solo


          Sudah cukup lama Pak Frans menggeluti hobinya sebagai pembuat miniatur kereta api. Kebanyakan miniatur kereta api yang ia buat semuanya kereta api asal Indonesia. Untuk lokomotif saja Pak Frans sudah membuat berbagai bentuk dan seri. Dan juga beragam perusahaan sejak dimulai jaman PJKA hingga jaman PT. KAI yang kita kenal sekarang ini. Sembari berbincang, kami pun diperlihatkan koleksi pribadinya maupun pesanan-pesanan yang sedang dalam proses. Kegaguman saya mulai memuncak ketika melihat Layout jalur KA dengan diorama pegunungan dan perbukitan dan jembatan KA yang mirip seperti aslinya. 








          Selain itu beberapa seri lokomotif Indonesia serta rangkaian kereta dan gerbong sudah ia koleksi. Harganya pun beragam, untuk kereta atau gerbong dari berbagai jenis, ia jual mulai dari Rp 400.000 hingga Rp 800.000, itupun tergantung dari pemesanan yang diinginkan oleh konsumen. Kemudian untuk harga lokomotif sendiri yang ditawarkan mulai dari Rp 500.000 hingga jutaan rupiah.

Salah satu koleksi andalan Pak Frans


          Penjelasan yang disampaikan oleh Pak Frans ini membuat kami ingin memiliki salah satu koleksi dari hasil kerajinan tangannya sendiri. Sontak saya pun membeli salah satu koleksinya. Ya, Kereta Inspeksi RAILONE yang merupakan kereta kedinasan yang mengangkut pegawai-pegawai atau pejabat kereta api jika ingin melakukan perjalanan ke berbagai tempat di Pulau Jawa. Dengan harga Rp 450.000 saya pun sudah memiliki 1 unit Kereta Inspeksi RAILONE dengan detail yang terlihat seperti aselinya hingga ke bagian interior. Namun, tak cukup rasanya jika kereta yang saya pesan tak dilengkapi dengan lightning interior. Jika dipikir-pikir ada betulnya juga. Praktis langsung saja saya ingin menambahkan cahaya lampu pada interior kereta yang saya pesan, walaupun saya mendapatkan kembali barang yang saya pesan tersebut 1 minggu kemudian. Maklum saja, Pak Frans kesehariannya sangat sibuk melayani pemesanan berbagai seri miniatur kereta api. Hm... sudah tak sabar rasanya saya ingin memajang dirumah Kereta Inspeksi RAILONE yang saya pesan dari tangan terampil asal Bandung, Jawa Barat itu.




          Tak mau ketinggalan, anak dari rekan saya yang ternyata pelanggan setia Pak Frans ini pun memesan 1 unit lokomotif CC 203 dan 2 unit kereta Argo Bromo Go Green, namun ia memesan yang menggunakan mesin, agar bisa puas memainkan miniatur tersebut dirumah.

Pak Frans berfoto bersama salah satu pelanggan setianya
(M. Naufal Hafidz)

Pecinta Kereta Api Kawasan Barat Mampir ke Kawasan Timur

          Sabtu (11/6) 2011 lalu bersama rombongan Railfans dari kawasan Tanah Abang, Bintaro, Serpong, Parung Panjang, Rangkas Bitung dan Merak ini mengnjungi stasiun Sasaksaat, Bandung. Dengan ketinggian stasiun +541M dpl serta posisinya yang dikelilingi pegunungan dan perbukitan membuat Stasiun Sasaksaat ini sangat digemari semua kalangan Pecinta Kereta Api di Pulau Jawa dan Sumatra. Keberangkatan diawali dari Stasiun Gambir. Menggunakan Kereta Api Argo Parahyangan memang sangat tepat untuk mengunjungi Stasiun Sasaksaat. Kurang kebih ada 10 orang yang ikut meramaikan perjalanan ke kawasan tersebut. Usia memang bervariasi, mulai dari kalangan pelajar, mahasiswa hingga pekerja. Antusias dan kesenangan tampak terlihat dari wajah mereka. Wajar saja, ada beberapa dari mereka baru pertama kali mengunjungi stasiun yang terkenal eksotik akan pemandangannya dan jalur kereta api yang menarik ini. Perjalanan dimulai ketika mendengar suara siulan PPKA memberikan Semboyan 40 pukul 16.15 WIB pertanda bahwa KA Argo Parahyangan mulai meninggalkan Stasiun Gambir menuju Bandung.

Foto bersama dengan PPKA Stasiun Gambir sebelum keberangkatan menuju Sasaksaat


          Keramaian pun masih terjadi sepanjang perjalanan di Kereta Api Argo Parahyangan kelas bisnis ini. Tertawa, bercanda dan saling bersuka cita memang menyenangkan rasanya bila pergi bersama-sama. Kurang lebih 2 jam perjalanan, kami pun sampai di Stasiun Sasaksaat. Udara dingin yang menyelimuti kawasan Sasaksaat memang sangat sejuk dan cukup dingin. Suasananya yang sepi membuat kami sangat tenang dan merasa relax. Cukup untuk menghilangan kepenatan di Ibukota Jakarta. Ketika sampai di stasiun, kami bergegas untuk meminta ijin kepada PPKA setempat. Setelah meminta ijin, waktu masih belum begitu larut. Kami pun mencoba untuk berjalan-jalan dimalam hari menuju Terowongan Sasaksaat yang terkenal bersejarah. Tak semua rombongan yang ikut ke terowongan itu. Setibanya disana, kami pun bertemu 2 orang petugas JPTw (Penjaga Terowongan). Sempat kami berbincang-bincang sembari menunggu kereta api yang melintas keluar masuk terowongan dimalam hari. Setelah berbincang-bincang kami pun mendengar suara deru dan klakson (Semboyan 35) lokomotif yang melengking dari arah barat menuju terowongan. Sontak kami mencoba untuk memotret dalam kondisi yang sangat gelap. Suara tersebut adalah suara lokomotif yang membawa rangkaian KA Argo Parahyangan dari arah Jakarta menuju Bandung. Hmm... hasilnya memang belum memuaskan, mungkin karena kondisi gelap jadi objek yang ditangkap kamera tidak begitu fokus. Setelah KA Argo Parahyangan melintas, sebelum beranjak menuju stasiun, tak ketinggalan untuk memotret di depan terowongan yang dibangun pada tahun 1902-1903 ini.

          
 Teman-teman Pecinta Kereta Api tiba di Stasiun Sasaksaat



Berfoto di belakang Terowongan Sasaksaat yang bersejarah 



KA Argo Parahyangan dari Jakarta (Gambir)


          Malam semakin larut kami pun sesegera mungkin untuk beristirahat karena kondisi yang cukup lelah mulai terasa di sekujur tubuh. Sekaligus mengumpulkan energi agar besok pagi kondisi bisa prima untuk memotret kereta api.
           Minggu (12/6) 2011 tepat pukul 06.00 WIB udara dingin sangat menusuk ketika kami terbangun dari tidur. Kabut tebal yang menyelimuti stasiun sangatlah terlihat. Ingin mandi pun harus berfikir dua kali. Karena air bersih kami temui di pemandian umum yang dikelilingi persawahan sangat dingin. Namun, beberapa dari mereka nekat untuk membasahi tubuhnya pada kondisi yang sangat dingin. Lokasi pemandian memang tak jauh dari stasiun. Pemandian umum tersebut dialiri oleh air yang sangat jernih dari pancuran yang mengalir dari mata air pegunungan. Saya pun ingin merasakan kesegaran air tersebut. Setelah semua mandi, kami pun bergegas untuk sarapan pagi di warung yang berada di depan stasiun Sasaksaat dan di dalam ruang tunggu stasiun.

Membersihkan diri di Pemandian Umum

          Pukul 08.00 WIB kita menuju ke lokasi pemotretan yang eksotis, yaitu jembatan Cikubang yang terkanal memliki panjang kurang lebih 400 meter dan kedalaman kurang lebih 50 meter. Ya, jembatan kereta api aktif ini memang terkenal sangat panjang. Ada 16 shelter yang berada di kanan dan kiri jembatan. Shelter tersebut berguna untuk petugas JPJ (Juru Penilik Jalan) yang tugasnya memeriksa kondisi jalur KA sepanjang jembatan. Selama 2 jam kami memotret KA yang melintas di jembatan tersebut. Mencari tempat untuk memotret memang sudah dipikirkan oleh teman-teman Railfan ini. Ada yang diatas bukit, disamping jembatan dan ada juga yang berada di semak belukar karena mereka sudah mengetahui spot yang cocok untuk mengabadikan Ular Besi menyebrangi jembatan. Selain Jembatan Cikubang ada juga Jembatan Cirangrang. Jembatan ini cukup dekat dengan Jembatan Cikubang, yang panjang kurang lebih 100-200 meter. Namun ketinggian tak lebih dari 50 meter.

KA Argo Parahyangan (Bandung - Jakarta) melintas Jembatan Cikubang


 KA Lokal (Cibatu - Purwakarta) melintas Jembatan Cikubang


Rangkaian KA Barang Petikemas (Kontainer) melintas Jembatan Cirangrang


Foto bersama didekat Jembatan Cikubang


          Setelah asyik dan puas memotret kereta api melintas di Jembatan Cirangrang dan Cikubang, kami pun bergegas kembali ke stasiun. Cukup lelah memang, karena kondisi pada waktu itu sangat cerah dan agak panas. Bergegas kami mencari minuman segar jika melihat warung. Tak sengaja kami pun melihat warung yang berjualan es kelapa muda. Apalagi posisi warung dekat dengan Jembatan KA Cirangrang. Sambil kami meminum es kelapa, kami pun bisa melihat kokoh dan indahnya pemandangan Jembatan KA Cirangrang.

Lelah pun terobati dengan meminum es kelapa muda dengan latar belakang Jembatan KA Cirangrang


          Tak terasa hari menjelang siang. Kami pun bergegas untuk pulang ke Jakarta. Berat hati rasanya meninggalkan stasiun yang terkenal keindahan panorama pemandangannya ini. Tapi apa daya, aktifitas masing-masing membuat mereka wajib untuk melaksanakannya. Sebelum perpisahan mereka tak lupa untuk berfoto bersama Kepala Stasiun dan PPKA yang kebetulan ikut meramaikan suasana.

 Foto bersama dengan Kepala Stasiun Sasaksaat (Pak Ardi) yang kebetulan hadir di hari Minggu



Foto bersama dengan PPKA Stasiun Sasaksaat (Pak Eman)

BLB (Berhenti Luar Biasa) di Stasiun Sasaksaat karena membawa rombongan 10 orang



          Pukul 12.20 KA Argo Parahyangan memasuki Stasiun Sasaksaat. Beregas kami segera naik dan pulang ke Jakarta. Pukul 15.18 kami tiba di Jakarta (Stasiun Gambir). Sebelum pulang kerumahnya masing-masing, tak lupa kami berfoto bersama kembali dengan memamerkan Tiket KA Pasepartu yang dibeli dari Stasiun Sasaksaat.

Sebelum pulang kerumah, foto bersama dulu

SEMUA FOTO-FOTO KERETA API, BISA DILIHAT DI WEBSITE FLICKR BERIKUT INI

Kedatangan Argo Bromo Anggrek Go Green Gemparkan RAILFANS Jawa dan Sumatera

Selasa (19/07) 2011 mulai pukul 9 pagi, saya membuka Internet situs Jaringan Sosial atau akrab dikenal dengan Facebook. Seluruh Facebook yang menamakan dirinya Railfans, memberi informasi tentang keberadaan Kereta Api yang selesai di perbaiki dari Industru Kereta Api (INKA) Madiun. Mereka satu sama lain memberikan informasi melalui statusnya masing-masing hanya untuk memberitahukan keberadaan atau posisi dari Kereta Api tersebut. Kereta api yang mereka maksud ialah Kereta Api Eksekutif Argo Bromo Anggrek "Go Green". Kata "Go Green" yang saya petik dari situs resmi PT. KAI melambangkan bahwa moda transportasi kereta api adalah moda yang ramah lingkungan. Serta memiliki keunggulan dalam irit menggunakan bahan bakas migas (BBM). Dari perlambangan ini juga, menunjukkan bukti sebuah komitmen dari PT. KAI yang akan terus berusaha menjaga kelestarian lingkungan alam demi kebaikan bersama.
Sore nanti para pecinta kereta api khususnya yang berdomisili di Jabodetabek siap menyambut kedatangan KA yang terkenal baru dan keren ini dengan cara mengabadikan lewat foto-foto mereka. Tak tanggung-tanggung ada beberapa Railfans yang masih berstatus pelajar, sepulang sekolah tidak langsung pulang kerumah melainkan pergi ke Stasiun Manggarai, Gambir, Jatinegara bahkan Bekasi hanya untuk mendapatkan moment si Ular Besi bertubuh hijau ini melintas.

KA Argo Bromo Anggrek Go Green ini rencana akan digunakan untuk mengganti rangkaian Argo Bromo Anggrek tipe lama agar keamanan dan kenyamanan dapat dirasakan oleh masyarakat pengguna setia kereta api lintas Jakarta (Gambir) hingga ke Surabaya, pp.